(Padang, 29 Juni) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol Padang bekerja-sama dengan Aliansi Indonesia Damai (AIDA) dan Lasigo Akademia menggelar Seminar Sehari yang bertemakan Halaqah Perdamaian: Belajar dari Kisah Korban dan Mantan Pelaku Terorisme. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya melestarikan perdamaian di Indonesia. Mahasiswa harus menjadi pemain terdepan dalam mengampanyekan perdamaian di kampus dan lingkungan sekitar. Kegiatan dilaksanakan secara tatap muka (offline) di Auditrium Prof. Mahmud Yunus, Kampus UIN Imam Bonjol Padang pada Rabu 29 Juni 2022 dengan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, tokoh nasional, korban aksi teror bom, serta mantan pelaku terorisme yang telah bertobat.
Kegiatan yang secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama dan juga menghadirkan berbagai narasumber. Narasumber mewakili akademisi adalah Nurus Shalihin, Ph.D selaku Dekan FST yang memberikan pengantar berkaitan Perdamaian dan terorisme dipandang dari perspektif sosiologi. Seminar ini juga mendengarkan kisah dari mantan pelaku Terorisme Ali Fauzi Manzi sebagai mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang sudah malang melintang terlibat dalam aksi terorisme di masa lalunya dan juga kisah korban Terorisme menghadirkan Nanda Olivia Daniel sebagai korban bom Kuningan tahun 2004 di Kedubes Australia dan terakhir Hasibullah Satrawi selaku ketua Aida yang memberikan Ibrah/Pelajaran dari kisah korban dan mantan pelaku terorisme yang bisa diambil dan menjadi refleksi peserta seminar.

Seminar yang dilakukan secara panel, dimoderatori oleh direktur Lasigo Akademia Indonesia Dr. Firdaus, M.Si. Dalam pemaparannya Dekan FST Nurus Shalihin pentingnya keterlibatan berbagai aktivis mahasiswa dan akademisi dalam mengampanyekan perdamaian dan menangkal penyebaran ekstremisme di lingkungan kampus.
Sementara itu, dari perspektif mantan pelaku Ali Fauzi mengungkapkan bahwa”tidak ada manusia yang baik yang tidak luput dari salah dan khilat dan demikian juga sebaliknya tidak ada manusia jahat yang tidak memiliki masa depan”. Lebih lanjut Ali Fauzi menerangkan bahwa doktrinisasi yang ia terima selama ini adalah bagaimana agar kebencian itu tertatam kuat didalam dirinya untuk menegakkan Islam Kaffah. Doktrin inilah yang selama ini menurut beliau selalu menjadi spirit kekuatan untuk menjadi pelaku terorisme. Lain hal dari perspektif korban Nanda Olivia Danil sebagai orang yang mengalami kekerasan terorisme pada kasus Bom Kuningan 2004. Bagi Nanda, traumatik yang dialami sangat mendalam bahkan terbesit kebencian yang sangat kuat terhadap pelaku. Baginya, kehendak yang dilakukan itu adalah kesadaran yang pelaku dapat memilih melakukan atau tidak. Sedangkan apa yang dia alami dengan korban lainnya adalah sesuatu yang tidak dapat ia hindari. kejadian itu terjadi begitu saja tanpa ada peringatan atau tahu sesuatu yang mengerikan itu terjadi. Tekanan sikologis dan traumatik semacam ini ia tanggung hingga bertahun-tahun hingga kemaafan itu perlu dibuka lagi untuk masa depan yang lebih baik
Lalu Hasibullah Satrawi yang menceritakan bagaimana upaya Aida Indonesia untuk memoderatori korban dan mantan pelaku terorisme, untuk meminta maaf terhadap korban dan memaafkan mantan pelaku terorisme. Hasibullah Satrawi juga menyampaikan bahwa setiap orang harus memiliki kewaspadaan terhadap terorisme karena bisa mengenai siapa saja dengan latar belakang apapun.
Acara ini diikuti oleh 185 peserta yang melibatkan berbagai aktivis mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Barat. Peserta berasal dari UIN Imam Bonjol Padang, Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang; Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Universitas PGRI Sumatera Barat, Universitas Ekasakti, Universitas Putra Indonesia (UPI) Padang; Universitas Bung Hatta. dari luar kota Padang juga hadir mahasiswa dari UIN Syekh Jamil Jambek Bukittinggi, UIN Mahmud Yunus Batusangkar dan Univeritas Dharmas Indonesia. Acara dilakukan secara dialog dan memberikan kesempatan para audiens untuk bertanya. Acara berlangsung secara menarik dan mendapatkan respon yang positif dari para peserta acara.
