Himpunan Mahasiswa Matematika adakan workshop pelatihan peningkatan kompetensi mahasiswa pada 29 Mei 2024 dengan tema mengubah masalah menjadi peluang, demi mewujudkan keterampilan mahasiswa dalam penyelesaian masalah untuk mencapai titik sukses dimasa depan.
Acara ini bertujuan untuk membekali peserta dalam pemecahan masalah terbaik, khususnya di organisasi. Selain itu, agar para peserta dapat menganalisa atau mengkritisi masalah-masalah yang ada.
Dengan menghadirkan narasumber yang mumpuni dibidangnya, seorang direktur lembaga BARKA (Bangun asah rangkai karakter) bernama Maisar Setiawan Munaf.
Pembuka acara oleh Wakil Dekan (WD) 1 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Dr. Subhan Ajrin M.A, dalam hantarannya beliau mengatakan bahwa masalah adalah bagian dari konsekuensi cara otak memproses informasi, dengan hal itu, manusia cenderung membandingkan keadaan saat ini dengan kejadian sebelumnya sehingga banyak manusia lebih memilih menghindari masalah.
“Tema kita ini tentang problem solving, setiap orang pasti punya masalah, masalah itu tergantung persepsi kita karna hidup itu adalah masalah, memang sunatullahnya seperti itu, kalau anda tidak mau punya masalah berhentilah hidup, karna masalahnya akan beda lagi di alam barzah” Tekan bapak Subhan Ajrin.
Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa (HMPS) Matematika menjawab kendala tersebut dengan adakan workshop ini.
Sesi pertama acara, narasumber memberi refleksi dan berbagi pandangan hidup untuk motivasi peserta,lalu menyampaikan pandangan terhadap motto Fakuktas Sains dan teknologi yaitu menjadi imam menginspirasi semesta, “ilmu sains yg diiringi agama luar biasa hasilnya, namun ilmu sains tanpa diiringi agama Hirosima nagasaki hasilnya.” Ucap narasumber terkagum dengan motto Fakultas Sains dan teknologi.
Lalu narasumber jelaskan bahwa disiplin adalah 50% dari penyelesian masalah, karna banyak mahasiswa zaman sekarang berada pada siklus 5K (kampus, kos, kakus, kasur, kampung) hal ini menyebabkan mahasiswa terbiasa berada pada zona nyaman hingga menjadi malas untuk berkembang dan terbiasa dengan hal diluar zona nyaman untuk perkembangan diri mahasiswa.
Pada sesi kedua setelah istirahat narasumber membagi peserta menjadi 6 kelompok, dimana tiap peserta akan menerima suatu kondisi untuk dianalisis masalah hingga solusi untuk pemecahan masalah.
Narasumber ajari pemecahan masalah dengan dengan 3 cara yaitu deteksi & defenisikan masalah, merumuskan alternatif pilihan solusi dan rancangan aksi untuk menentukan siapa, kapan dan dimana tindakan solusi dilakukan.
“Jadi, solusi itu bukan satu hal yang akan menyelesaikan masalah, tapi merupakan pengurai dalam menyelesaikan masalah, ” Sambungnya.
Dengan adanya workshop ditargetkan agar seluruh peserta dapat berpikir kritis dalam mencari akar permasalahan, serta menemukan solusi yang tepat terhadap permasalahan tersebut, dengan harapan agar kegiatan ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa.