
Kegiatan Simposium Internasional Arsitektur di Perguruan Tinggi Keislaman Negeri adalah sebuah acara akademik yang diselenggarakan dengan tujuan untuk membahas topik-topik terkait arsitektur yang relevan dengan konteks Islam dan budaya-budaya Muslim. Kegiatan ini dihadiri oleh para akademisi, praktisi arsitektur, dan para pemangku kepentingan lainnya yang tertarik dalam pengembangan arsitektur Islam. Beberapa topik yang dibahas dalam simposium ini meliputi arsitektur Islam tradisional, arsitektur modern dalam konteks Islam, arsitektur hijau, dan arsitektur keberlanjutan dalam perspektif Islam. Kegiatan ini juga dirangkaian dengan FGD (Focus Group Discussion) tentang implementasi MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) di perguruan tinggi Islam negeri. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan diskusi kelompok yang diadakan untuk membahas implementasi program MBKM di perguruan tinggi Islam negeri. Kegiatan FGD ini dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, dan Tenaga dan Kependidikan dari 14 Perguruan Tinggi yang memiliki Fakultas Sains dan Teknologi. Di antaranya adalah FST UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi sebagai tuan rumah, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Sumatera Utara Medan, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Ar-Raniry Aceh, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Wali Songo Semarang, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Alauddin Makassar, dan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan FST UIN Imam Bonjol Padang yang terdiri dari Nurus Shalihin, Ph.D (Dekan), Dr. Subhan Ajrin Sudirman (WD1), Dr. Yaslinda Lizar (Dosen SI) dan Yuharnida, SE (Kasubbag TU). Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 5-6 Maret 2023 di UIN Sutha Jambi.
Kegiatan diskusi juga membahas tentang tantangan dan hambatan dalam mengimplementasikan program MBKM, seperti ketersediaan sumber daya dan dukungan dari pihak pengelola perguruan tinggi. Peserta diskusi juga mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Implementasi dari non-student exchange dalam MBKM harus dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek tertentu, seperti perencanaan dan koordinasi yang matang dengan perusahaan atau organisasi yang terlibat, pemilihan dan penyediaan mentor yang tepat, serta pengawasan dan evaluasi yang baik untuk memastikan keberhasilan program. Dengan demikian, implementasi dari non-student exchange dalam MBKM dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan global.
Secara keseluruhan hasil dari FGD implementasi MBKM di perguruan tinggi Islam negeri dapat menjadi dasar bagi pengembangan program MBKM yang lebih baik dan lebih efektif, serta dapat membantu perguruan tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global.