Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Imam Bonjol Padang menyiapkan mahasiswa pelopor perubahan sosial melalui kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Kerelawanan Mahasiswa. Kegiatan yang bertajuk “J-Camp Training” dilaksanakan di Ruang Academia Tuanku Imam Bonjol pada Senin, (22/7/2024). Pelatihan ini akan berlangsung selama empat kali pertemuan, yang diikuti oleh mahasiswa/i aktif FST sebanyak 20 orang dan langsung dipandu oleh tim trainer dan relawan dari J-CAMP yang terdiri dari Ferdhinal Asful, Efi Asmanto, dan Muhammad Ihsan.
Acara dimulai dengan sesi pengenalan tentang J-Camp, yang mencakup materi mengenai Jati Diri, Care-Empathy, Action, Motivation, dan Personalty Development. Efi Asmanto membuka sesi pertama dengan penuh semangat. Ia meminta para peserta untuk menuliskan kelebihan diri masing-masing dalam waktu lima menit. Para peserta kemudian menempelkan tulisan tersebut di kertas memo yang telah disediakan di flip chart oleh tim trainer di ruangan academia Tuanku Imam Bonjol.
“Kita harus berpetualang, dan itu yang akan membentuk jati diri kita. Jati diri itu ada di dalam diri kita. Orang berempati tidak akan tinggal atau nyaman di zona nyaman saja. Seperti kata Tan Malaka, terbentur-terbentur-terbentuk,” ujar Efi Asmanto dengan penuh inspirasi.
“Perkuat identitas kita, dan jadikan itu sebagai branding diri kita. Memperkuat diri semasa mahasiswa adalah momentum yang paling tepat untuk mengeksplorasi diri kita,” tambah Ferdhinal Asful, dalam menegaskan pentingnya pengembangan diri selama masa kuliah.
Selama pelatihan, berbagai media digunakan untuk mendukung kegiatan. Kertas flip chart, slide presentasi, buku-buku inspiratif, dan film motivasi diputar untuk menciptakan suasana yang dinamis dan mendukung ritme pelatihan relawan di dalam ruangan.
Selain fokus pada penemuan jati diri, para peserta juga diajak untuk melakukan identifikasi aset individu. Ferdhinal Asful memandu sesi ini dengan telaten, menata ruang training dengan kertas flip chart dan memberikan instruksi kepada peserta untuk mengidentifikasi aset diri yang mereka sadari saat ini. Akhirnya sesi ini menemukan aset-aset individual yang dimiliki oleh peserta training J-Camp.
Pada sesi terakhir, Muhammad Ihsan memfasilitasi pengenalan profil relawan, didampingi oleh Ferdhinal Asful. Peserta diajak untuk lebih memahami potensi diri dan bagaimana menjadi relawan sosial yang berdedikasi dan empatik.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan bekal pengetahuan, tetapi juga menginspirasi mahasiswa dan mahasiswi untuk lebih memahami diri mereka dan siap berkontribusi bagi masyarakat. Dengan semangat baru, peserta diharapkan mampu menjalankan peran mereka sebagai relawan sosial yang unggul di bidang saintis, dan membawa perubahan untuk menjadi imam dan menginspirasi semesta.