Penyusunan Kurikulum MBKM Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol Padang

Padang (27 Mei 2022) Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis OBE dan MBKM dengan tema Visibilitas, Imajinatif dan Berbudaya

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pertama kali digagas pada tahun 2020 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Pada dasarnya, kebijakan ini berupaya menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar di luar program studi (prodi). MBKM adalah suatu wujud pembelajaran yang otonom dan fleksibel sehingga menciptakan kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Imam Bonjol Padang mengadakan Workshop Penyusunan Kurikulum Berbasis OBE dan MBKM dengan tema Visibilitas, Imajinatif dan Berbudaya di ZHM Premiere pada hari Kamis 26 Mei 2022 yang diikuti oleh seluruh dosen FST. Visibilitas dalam artian pemenuhan kebutuhan pendidikan mahasiswa dilakukan melalui kurikulum yang sistematis, efektif, inovatif, dan tentunya akseleratif. Sementara imajinatif dimaksudkan sebuah kurikulum bermuatan kreatifitas dan produktifitas, dan berbudaya dalam konteks kegiatan ini adalah sebuah kurikulum merupakan cerminan identitas yang khas yang membedakan antara komunitas sosial yang satu dengan yang lain. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan menghadirkan Dr. Ahmad Yani, M.Si dan Dr. Muhammad Adri, M.T sebagai narasumber.

Hari pertama fokus kepada konsep dasar MBKM beserta sejumlah landasan yang melatarbelakanginya. Ahmad Yani mengatakan bahwa MBKM menyediakan kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar prodi maksimal tiga semester. Bentuk kegiatan MBKM meliputi pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen, dan pembangunan desa. Diantara tujuan MBKM adalah untuk meningkatkan kompetensi lulusan (soft skills & hard skills) agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, dan untuk menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkpribadian. Program-progam pembelajaran berbasis pengalaman (experential learning) diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Hari kedua menitikberatkan pada strategi implementasi MBKM sekaligus bagaimana meHari kedua menitikberatkan pada strategi implementasi MBKM sekaligus bagaimana memodifikasi kurikulum sehingga dapat secara efektif mengakomodasi tujuan dari kebijakan MBKM. Menurut Muhammad Adri, kebijakan MBKM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan kompetensi baru melalui beberapa kegiatan pembelajaran di antaranya pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, riset, proyek independen, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, mengajar di sekolah, dan proyek di desa/kuliah kerja nyata tematik. Selain itu, mahasiswa juga diberikan kebebasan untuk mengikuti kegiatan belajar di luar program studinya di dalam perguruan tinggi yang sama dengan bobot sks tertentu. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan dibimbing dosen dan diperlukan adanya perjanjian kerja sama jika dilakukan bersama pihak di luar program studi.

Kunci keberhasilan implementasi kebijakan MBKM di sebuah perguruan tinggi adalah adanya keberanian dalam mengubah pola pikir dari pendekatan kurikulum berbasis konten yang kaku menjadi kurikulum berbasis capaian pembelajaran yang adaptif dan fleksibel untuk menyiapkan mahasiswa menjadi insan dewasa yang mampu berdikari. Program studi ditantang dalam mengembangkan kurikulum yang adaptif dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang semakin pesat tanpa keluar dari tujuan dalam menghasilkan lulusan sesuai dengan capaian pembelajaran yang telah ditentukan. Salam Saintek!

Leave a Reply